Advertisemen
Indonesia merupakan
negara agraris terbesar di dunia, yang mayoritas pekerjaan yang dilakukan
masyarakatnya adalah bertani. Ini dibuktikan dengan banyaknya lahan- lahan yang
terbentang dari ujung Pulau Sabang sampai ujung Merauke digunakan untuk
keperluan bercocok tanam. Dengan potensi yang sangat besar inilah Indonesia
diakui agrarismenya oleh negara- negara lainnya. Bahkan, sampai para penjajah
dari belahan dunia lainnya seperti Eropa, jauh- jauh datang ke Indonesia hanya
untuk mengambil hasil cocok tanam negara Indonesia yang terkenal kualitasnya.
Masyarakat di negara
Indonesia mempunyai makanan pokok yang sebagian besar mengkonsumis beras. Beras
merupakan hasil olahan tanaman padi yang telah dipanen dan digiling untuk
dipisahkan dari kulitnya. Sehingga setelah bersih akan terlihat bijih beras yang
putih. Sebelum dapat dikonsumsi, beras masih memerlukan beberapa step
pengolahan sehingga benar- benar dapat dimakan. Beras dibersihkan dengan air
untuk menghilangkan bubuk pada beras, dan setelah itu diberi aitr untuk dinanak
menjadi nasi.
Bagi warga negara
Indonesia, nasi merupakan makanan pokok yang tidak ada duanya. Dan beras
merupakan bahan utama untuk membuat nasi. Karenanya, setiap individu dari
masyarakat Indonesia harus mempunyai cadangan beras yang cukup untuk
kelangsungan kehidupanya. Bahwa kita ketahui pula makanan pokok adalah salah
satu sumber kehidupan, apabila sumber kehidupan tersebut tidak terpenuhi maka
kehidupan pun akan semakin terancam. Dari individu- individu yang semakin
banyak terancam, maka akan meninggkat menjadi golongan yang jadi terancam. Dari
golongan yang terancam semakin banyak, maka masyarakat menjadi terancam. Dari
beberapa masyarakat yang semakin banyak yang terancam, maka sebuah bangsa
menjadi terancam. Dan dari bangsa yang semakin banyak yang terancam, maka yang
paling besar adalah kelangsungan ras yang semakin terancam.
Salah satu hal yang
mempengaruhi hal tersebut adalah dalam industri ekonomi. Yang lebih merucut
kedalam sektor pangan karena keterkaitanya dengan negara Indonesia yang
agraris. Namun, dalam realitanya walaupun Indonesia dicap sebagai negara
agraris, namun faktanya dalam makanan pokok negaranya sendiri, Indonesia masih
kalah produksinya dengan negara lainnya yang bukan agraris. Dalam kurun waktu
terakhir, hitungan impor bahan makanan pokok Indonesia lebih besar dari pada
ekspornya, ini sangat membuktikan rendahnya produktifitas bahan makanan pokok
Indonesia.
Kita lihat beberapa
negara Asia dan Asia Tenggara khususnya, mereka walaupun bukan sebagai negara
agraris namun juga masih dapat mencukupi persediaan kebutuhan makanan pokok
negaranya, yang mayoritas juga beras. Bahkan negara yang tak punya lahan cukup
untuk bertani pun bisa mengekspor bahan makanan pokok produksinya ke negara
lainnya.
Akhir- akhir ini kita
alami jatuhnya harga beras dipasar Internasional. Dalam beberapa literatur,
jatuhnya harga beras ini disebabkan karena dikhawatirkan karena negara
Indonesia tidak akan mengimpor beras lagi, dan bahkan negara Indonesia akan
mengekspor beras dalam jumlah yang lebih besar dari sebelumnya. Mentri Perekonomian
Bayu Krisnamurti, menekankan bahwa colume ekspor beras jenis premium sebesar
100.000 ton. Namun dirasa jumlah ini masih terlalu sedikit dan dirasa tidak
akan mengganggu harga beras di pasaran internasional.
Selain jatuhnya harga ini disebabkan hal diatas tadi,
juga salah satunya ada hal menurut penulis menjadi pemicunya. Mungkin masih
banyak masyarakat yang belum menyadari hal ini, namun penulis rasa faktor ini
juga sangatlah berpengaruh. Hal yang dimaksud adalah universalisasi gandum.
Akhir dekade ini
gandum mulai dikenal baik sebagai bahan makan ringan. Tetapi tidak terasa bahwa
gandum sedikit demi sedikit menggeser bahan makanan pokok yang ada selama ini.
Dilihat dari segi kebutuhan masyarakat, dahulu warga mengkonsumsi roti tidak
akan merasa kenyang sebelum mereka menelan nasi, namun zaman sekarang mereka
lebih memilih untuk memakan gandum demi mengefisienkan waktu yang digunakan,
karena makan nasi memerlukan waktu yang lama. Jadi asumsinya kehidupan manusia
mendatang adalah kehidupan manusia yang super sibuk. Dimana-mana manusia lebih
mementingkan pekerjaanya dari pada hal- hal sepele yang lainnya. Kegiatanya
yang sangat padat tidak boleh tertunda hanya karena makan yang membutuhkan
waktu yang lama.
Beras yang sebagian
besar merupakan bahan makanan pokok- semakin lama akan semakin tergeser
kedudukanya oleh gandum. Sebenarnya gandum bukanlah hal yang baru, masyarakat
Eropa dan Timur Tengah sudah terbiasa mengkonsumsi gandum sebagai makanan pokok
mereka.
Harga beras dunia
masih dapat distabilkan dengan adanya pengkondisian produksi beras oleh negara
negara pengekspor beras sesuai dengan fluktuasi kebutuhan beras internasional.
Advertisemen