Advertisemen
Minggu pagi adalah hari yang paling dapat dinikmati untuk melampiaskan kepenatan selama sepekan. Karena seminggu ini sangatlah padat kegiatanya, maka sudah kuputuskan hari ini untuk refreshing dengan seseorang yang telah aku kenal lama. Pagi ini memang suasananya agak mendung tetapi karena sudah ku tekadkan untuk jalan- jalan menghirup polusi kota ini, ya bagaimana lagi haha.. Aku berangkat dari rumahku yang berada di pinggiran jalan Selokan Mataram. Rumahku setiap malam minggu menjadi tempat tongrongan yang asyik mulai dari batita (bayi umur tiga tahun), balita, bocah kecil, muda mudi, sampai om- om dan simbah- simbah. Memang rumahku ini terkenal dengan keadaan seperti itu, entah dari kapan aku juga tidak tahu, mungkin dari aku belum lahir kali ya.. haha.. tapi biarlah aku gak begitu memperdulikan. Yang penting aku langsung cabut saja ketempat tinggalnya temanku. Gak mandi juga fresh kok, kan tujuanya pertama buat refreshing, kalo mandi itu gak perlu pagi- pagi ntar cakepnya luntur kata orang whiseman. Entah whisman yang mana aku juga gak peduli, mungkin whisman dari abad pertengahan, ketika sapi- sapi kuno masih hidup.
Setelah
sudah mantap, langsung deh cabut ke rumah temenku yang berjarak sekitar 15
meter dari rumahku. Sebelum pergi tadi udah tak sms temenku itu ke depan rumah
biar gak usah ting- tong bell rumahnya. Langsung deh cabut, tanpa ada tujuan
aku dan temanku ini pergi ke kota untuk jalan- jalan. Melewati jln. Gejayan
menuju arah jalan Solo- Jogja aku melihat ada kemacetan kecil. Pagi itu aku
melihat kermunan orang dibawah sebuah jalan dekat perempatan selatan kota
Yogyakarta (daerah Janti). Sangat riuh sekali orang- orang pada melihat apa
yang terjadi, aku dan temanku menjadi penasaran apa sih kok ribut- ribut.
“Bro, delok ono opo kae? Kok
ketokke rame tenan yoo... ?”, sahutku.
“Iyo
dab, ayo mrono, nyapo kae kok rame- rame? Enek kucing kawin po?”, jawab
temanku.
“hahaha,
padakke kucingmu po, ra aturan kawin tengah dalan?!! Ayo get, mrono koe medun
tak parkirke ngarep kunu sik.”
Turunlah
temanku dan aku memarkirkan kendaraanku tak jauh didepan kami berhenti, lalu
kususul temanku yang sudah dahulu menuju target locked. Aku lari menuju tempat
berdiri temanku. Ternyata begitu rame, sampai- sampai kodok yang mau menyebrang
dari zebra cross bingung takut keinjak manusia. Aku dan temanku benar- benar
sungguh terlampau penasaran. Namun posisi kami yang tidak begitu suitable ini
membuat kami semakin sulit untuk melihatnya. Seperti mau berebut tumpeng dalam
acara Grebeg Suro di alun- alun kraton. Aku sempat berpikir bahwa jangan-
jangan yang ditengah kerumunan itu adalah ponari yang lagi bagi- bagi duwit,
mungkin karena orang Jombang sudah pada kaya, terus dia pindah ke Yogya yang
keadaanya banyak orang kaya terlantar, yang dapat dimintain sumbangan untuk
korban lumpur Sidoarjo, lhoh??
Sulit
sekali menembus kerumunan itu. Terpikir banyak sekali cara yang ingin aku
lakukan untuk menembus kerumunan itu namun, caraku ini gak awet, paling- paling
hanya dapat menarik perhatian sepersekian detik saja. Padahal aku butuh
sedikitnya 15 detik agar samapi titik pusat kerumunan tersebut. Tiba- tiba
temanku dapat suatu ide unik.
“Gan,
gimana klo aku orasi bentar, judulnya tolak kenaikan UKT mahasiswa.?!!! Piye
gelem ora?”, sahut temanku.
“Orasi
kok ramutu belas!?, haaaahhhh... mending koe bakar gentong sampah kae bar iku
mok uncalke neng uwong- uwong tengah kae haha..”, jawabku.
“Wuuiiihh,
mantap gan. Siap Laksanakan!!!”, mukegile temenku ini, padahal aku cuman
bercanda, tambahnya dia beli bensin oplosan dipinggir jalan. Disiramnya tong
sampah penuh dengan zat yang mudah terbakar itu kayak nyiramin tanaman, karena
dalemnya kertas- kertas sampah fotocopy. Sehabis dia menyiram bensin, sok cool
dia nyalain rokok habis itu puntung yang masih ada baranya itu.
Kayak
bintang- bintang hollywood aksennya sebagai temenku udah mirip Jamus Bond.
Mataku berbinar- binar melihat apa yang menyala- nyala ditangannya. Benda yang
menyala- nyala tadi itu persis seperti instruksiku langsung trow in to the
target locked. Dan....
Buummmmm....!!!!
Klontang- klontang....
“Aaaaaaaaa........!!!!”,
sambil menutup muka.
“woooyyyy!!!!!”,
ada orang yang menunjuk- nunjuk temenku.
“Muke
gile lu yeee!!!”, sambil loncat- loncat.
“Sinting
ya loe!!!!”, sambil lari terbirit- birit.
Pemandangan
yang sangat tidak bisa aku lupakan, aku berdiri di tengah- tengah jalan seperti
melihat film bioskop 15 dimensi versi terbaru dimasa depan. Benar- benar nyata
dan sungguh mempesona.
“Amazing...”,
kataku.
“Awasome
kan. Mission Accomplished”, ujar temanku dengan bangganya.
Setelah
jalan terbuka lebar kami menerobos kerumunan tadi dan kami kaget....
Sock..
.
.
.
Mencoba
bernafas.
.
.
.
Sadar
lagi..
Ternyata
yang kerumunan tadi lihat adalah se-
.
.
Sock
lagi.
.
.
Terengah-
engah.
.
.
“Masya
Allah, wedus jebulane!!..”, setelah sadar.
Ternyata
yang dilihat oleh kerumunan tadi adalah seekor kambing yang habis di-mandi-in
habis itu didandani secantik mungkin. Dan dibawahnya dituliskan.
~Si
Manis Jembatan Janti~
Advertisemen